Langsung ke konten utama

Makalah Morfologi Kaidah KPST yang tidak melebur

                                                  Keunikan dalam Kata Punya yang Tidak Melebur ketika Diberi Afiks Me

                                                                                                             Abstract  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai keunikan dari kata berawalan P yang diberi afiks Me. Penelitian ini bercorak kualitatif dengan metode analisi data. Sumber data penelitian ini berupa jurna dan buku ilmiah yang menyangkut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa kata tidak melebur dikarenakan asal muasal kata tersebut. Seperti yang diketahui bahwa Bahasa indonesia menyerap ari Bahasa sansekerta. Seperti yang dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, ketika kata punya mengalamai proses morfologis afiksasi mendapatkan afiks mem + nomina + I maka kata punya yang berasal dari kata mpunya menjadi mempunyai bukan memunyai

Keywords:  Morfologi, sansekerta, afiks, keunikan 

PENDAHULUAN

  • Latar belakang
  • Afiks merupakan salah satu bentuk morfem terikat yang sering digunakan dalam Bahasa. Sebagai morfem terikat, afiks tidak dapat berdiri sendiri dan tidak memiliki makna. Afiks akan mempunyai makna apabila sudah bergabung dengan kata-kata tertentu . proses bersatunya afiks dengan kata-kata tertentu disebut afiksasi. Afiksasi merupakan salah satu bentuk proses morfologis. Proses morfologis adalah proses pembentukan kata-kata dari satuan lain ayng merupakan bentuk dasarnya (Ramlan, 2012:53).

  •             Afiksasi adalah proses pembentukan kata turunan dari bentuk dasar melali pengimbuhan afiks, salah satunya pembentukan kata turunan yang berkategorikan verba. Verba berafiks adalah verba turunan yang mengalami afiksasi.
  •            
  •             Terkait dalam hal tersebut pada penelitian ini akan lebih spesifikan kedalam beberapa kata berawalan "P" yang mendapatkan imbuhan Me. Jika dalam kasus biasa maka huruf "P" akan melebur dalam M. Namun dalam beberapa kata khusus ditemukan  bahwa ada beberapa kata yang Huruf P tidak melebur ketika diberi afiks Me.
  • Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat dirumuskan terkait proses afiksasi Me-, yaitu:

  • Apa yang dimaksud dengan proses afiksasi
  • Apa saja nomina yang tidak melebur?
  • Tujuan penelitian
  • Penelitian ini bertujuan untuk menjawab rumusan masalah yang telah dipaparkan pada bagian rumusan masalah penelitian, yaitu:
  • Mendeskripsikan apa itu proses afiksasi.
  • Menjelaskan kenapa ada nomina yang tidak melebur

PEMBAHASAN

  • Pengertian  Afiksasi
  • Afiksasi sering disamakan dengan proses pembubuhan afiks atau imbuhan. Afiksasi ialah pembentukan kata dengan cara melekatkan afiks pada bentuk dasar. Hasil afiksasi disebut kata berimbuhan atau kata turuna.
  • Afiks dapat dibagi menjadi empat macam yakni prefix, sufiks, infiks dan konfiks.
  • Prefiks

Prefiks ialah afiks yang ditempatkan di bagian muka dasar.

  • Awalan di-
  • Awalan di- bermakna suatu perbuatan pasif
  • Contoh:
  • Di + makan = dimakan
  • Di + pukul            = dipikul
  • Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisnnya dipisha, contoh: di Jepara, di Tanah Abang.
  • Awalan ter-
  • Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:
  • 1). Menyatakan sifat: terbaik, terhebat, tersopan.
  • 2). Menyatakan ketidak sengajaan: terbakar, tertinggal.
  • 3). Menyatakan keadaan telah: terbuka, terkunci.
  • 4.) Menyatakan keadaan tiba-tiba: Tertawa,tertangis.

  • Awalan ke-
  • Menyatakan makna urutan seperti, ke-1, ke-2, ke-3
  • Sufiks
  • Digunakan dibagian belakang kata atau akhir kata nomina.
  •  Akhiran --an
  • Pada umunya akhiran --an membentuk kata benda. Seperti, pukulan, manisan, satuan dan ratusan
  • Akhiran --kan dan --I
  • Berfungsi untuk membentuk akta kerja atau bentuk imperative semisal.
  • Panas menjadi panaskan atau panas menjadi panasi.
  • Infiks
  • Infiks adalah afiks yang diletakkan dalam tengah kata atau berfunsgi sebagai sisipan. Penburunan kata ini kurang produktif dalam Bahasa Indonesia. Banyak kata ditemukan sudah membatu dan oleh banyak orang dianggap sebagai kata yang morfofonemis. Contoh
  • Sisipan --el-
  • Jajah > Jelajah
    Geber> geleber
  • Getar> geletar
  • Luhur> leluhur
  • Sisipan --er-
  • Sabut > serabut
  • Suling > seruling
  • Gendang > gendering
  • Sisipan --em-
  • Cerlang >  Cemerlang
  • Kuning > Kemuning
  • Tali> temali

                                   


  • Konfiks
  • Gabungan antara prefiks dan sufiks yang dilekatkan pada awal dan akhir kata.
  • Me-kan
  • Menyatakan kegiatan aktif. Memberikan, memancarkan dan mencarikan
  • Pe-an
  • 1) Menyatakan perbuatan: Pendidikan, pemeriksaan.
  • 2) menyatakan suatu proses: Pendaftaran dan perbuatan
  • 3) Menyatakan tempat: Penampungan dan pegunungan.
  • Ke-an
  • Konfiks ini berffungsi sebagai pembentukan kata abstrak. Missal, kecepatan, keindahan dan kesehatan
  • Per-an
  • 1) Menyatakan tempat: Percetakan dan perhentian.
  • 2) Menyatakan daerah: Pertanian
  • 3) menyatakan hasil perbuatan: Pernyataan dan Pertahanan.
  • 4) Menyatakan Perihal: Peristilahan.
  • 5) menyatakan banyak: Peralatan

            B. Perkhususan nomina berafiks Me

                        Menurut Kamus besar Bahasa indonesia (KBBI), yang baku adalah mempunyai, karena berasal dari kata empu, bukan kata punya, mesikipun dalam kepenulisan entri tertulsi dengan punya.

            Kaidah yang mempengaruhi adalah KPST yang menyatakan bahwa huruf awal pada nomina P dan diikuti vocal akan luluh ektika berimbuhan me-. Sehingga jika mengikuti kaidah ini maka harus tertulis memunyai saat diberi awalan me-.

            Kaidah KPST adalah kaidah peluluhan atau penghilangan fonem pada kata nomina yang berawalan k,p,s dan t saat diberi afiks me- atau pe- yang dirumuskan sebagai berikut.

  • Huruf pertama luluh jika huruf kedua vocal. Contoh:
  • Kali  - - mengalikan: pukul -- memukuli: salin --menyalin
  • Kali -- Pengali: pukul -- pemukulan:  salin -- penyalinan.
  • Huruf  pertama tidak luluh jika kedua konsona. Namun, ada pengecualian kaidah adalah kombinasi awalan pe- dengan nomina berawalan p yang diikuti konsonan. Pada kombinasi ini, huruf p luluh untuk melancarkan pengucapan dan mencegah dua huruf p yang berdekatan. Contoh
  • Kristal - - Mengkristal: Proses - - memproses: skor - - menskor
  • Contoh pengecualian
  • Proses- pemroses. Hal ini bertujuan untuk melancarkan pengucapan.

            Ada 3 bentuk yang merupakan pengecualian untuk kaidah ini yaitu:

  • Punya menjadi mempunyai, bukan memunyai. Penyebab : karena kebiasaan dari masyarakat
  • Kaji menjadi Mengkaji, bukan mengaji. Penyebab : kata mengaji sudah memiliki makna dalam sintaksis  yakni sebuah proses membaca kitab suci
  • Syair menjadi penyair. Bukan pensyair. Penyebabnya karena arbitrer atau kesepakatan yang terjadi akrena kebiasaan masyarakat


Kesimpulan

            Berdasarkan hasil pembahsan di atas maka dapat disimpulkan bahwa konsonan /p/ yang mengawali nomina dalam Bahasa indonesia dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: K

  • Konsonan /p/ pada awal kata dasar diluluhkan jika diawali oleh prefiks mem-
  • Konsonan /p/ pada awal nomina berimbuhan per- tidak diluluhkan jika diawali prefiks mem-
  • Konsonan /p/ pada klaster terletak di suku oertama  nomina tidak diluluhkan jika diawali oleh prefiks mem-

Berdasarkan hal tersebut dapat dipetik bahwa perubahan kata yang terjadi akrena peleburan dalama fiksasi dapat dipengaruhi beberapa faktor salah satunya ialah karena suatu kaidah dan sejarah asal muasal kata tersebut. Apakah berasal dari akta asli melayu atau dari Bahasa serapan




Daftra rujukan

Collins, James T. 2009. Bahasa Sanskerta dan Bahasa Melayu. Jakarta: Gramedia.

Sudaryanto. 2000. Metode Linguistik. Yogyakarta: UGM Press.

Sukartha, I Nengah, dkk.2010. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi.

Bali : Udayana University Press.

Mahsun. 2012. Metode Penelitian Bahasa.Edisi Revisi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 

Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia. 2007. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusata Bahasa. 

Chaer, Abdul. 2014. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Anekdot Kisah Si lambat Pemenang Lomba Lari

  Catatan petualangan Arc : Anekdot pencerahaan Sub judul: Kisah Si Lambat Pemenang Lomba Lari  Kali ini izinkan saya menceritakan sebuah penggalan bagian cerita dari sebuah desa. Alkisah dalam suatu periode perjalanan saya dalam mencari berbagai tantangan. Saya mampir pada suatu tempat untuk bertukar kata dengan penduduk. Kurang lebih selama 5 kali rotasi bumi saya menginap. Bersosialisasi dan bercengkrama dengan penduduk. Seingat saya waktu itu tepat saat kataware-doki terjadi ada suatu kebiasaan dari permainan anak-anak di lembah tersebut. Mereka selalu lomba lari di jalan utama hingga batas pohon besar yang dihormati desa setempat. Hal yang menarik dari lomba lari tersebut adalah si anak yang selalu menempati tempat terakhir namun dengan senyuman dan berkata. Di awal pertemuan aku hanya sekadar berpikir bahwa ia hanya senang bermain dengan temannya. Namun, rasa penasaran saya semakin besar hingga tepat hari terakhir saya menginap. Saya mencoba untuk bertanya kenapa dia selalu ter

Cerpen Tempurung yang Ditinggalkan Kelomang

  Catatan petualangan Arc rasa Sub judul sajak tempurung yang ditinggalkan kelomang Kali ini kita bercerita tentang kelomang yang selalu berpindah rumah ketika rasa kenyamanannya merasa berkurang. Cukup terpaksa bagi kelomang karena dia hanya butuh sesuatu yang bisa melindunginya dan memberikan kenyamanan. Namun, sudut pandang kali ini berada dari untaian kalimat dari tempurung yang pernah bersenandung. Katanya Tempurung sangat bahagia ketika mereka bersama, mencoba melewati segala hal, hingga yang awalnya hanya sekadar kewajiban ia untuk menjadi rumah hingga muncul suatu perasaan yang lebih. Tempurung meresa ingin menjadi pribadi egois yang menuntut kelomang untuk mengikuti kemanapun tempurung ingin pergi, kenapa? Karena tempurung tidak bisa pergi sendiri. Tempurung bahkan tidak merasa baik saat ditinggalkan kelomang. Tempurung tidak sekuat itu.  Kenyataannya itu bukan mereka lagi, tempurung dan kelomang sudah bukan satu frasa lagi.  Tempurung pun murung hancur luluh mantan terlihat k

Cerpen memperingati hari ibu

  Dekapan Polianthes tuberosa             Kali ini seperti biasa sang surya terbit di ufuk timur tepat pada hitungan prosonya. Meskipun berbeda waktunya tiap tahun, entah mungkin karena di lelah atau mungkin dia berbagi kebahagiaan di awal dengan mahluk lain. Pagi ini tepat pukul setengah lima aku terbangun.             Menurutku pagi selalu menyenangkan, dimana sebagian orang terbangun baik dalam kondisi tersenyum atau dalam kondisi yang kurang baik. Akan tetapi, pagi tetaplah pagi. Suatu tanda bahwa kita sebagai manusia telah melewati sehari yang berlalu begitu saja. Kita sekali lagi sudah melewati masa-masa yang penuh dengan rasa lelah susah resah atau mungkin kita melewati waktu dengan bahagia dengan segala warna cerah yang terlewat.             Pagi ini seperti biasa, merapikan tempat tidur lantas mengambil sedikit air untuk mengusap wajah dan melaksanakan rutinitas semestinya. Namun hari ini sedikit special karena sudah tersadar tujuh belas tahun berlalu dari pertama kali aku mun